Tanggal
Percobaan : 8 oktober
2015
Judul
Praktikum : Analisis
Secara Kolorimetri
Sub
Judul :
Penentuan Kadar
Amonium
Tujuan
Praktikum :
1.
Dapat menentukan
beberapa kadar ammonium yang terkandaung dalam sampel
2.
Dapat menyebutkan
kadar maksimal ammonium untuk kesehatan tubuh kita
3.
Dapat menentukan
kadar Cu secara kolorimetri dengan alat nessler dengan ammonia sebagai pewarna
Dasar
Teori :
Amonium (lebih samar-samar: aminium) kation adalah poliatomik kation bermuatan positif dengan rumus kimia . Hal ini dibentuk oleh protonasi amoni (NHӡ). Amonium juga merupakan nama umum untuk diganti amina bermuatan positif atau terprotonasi dan kation amonium kuartener (N + R4), di mana satu atau lebih atom hidrogen digantikan oleh kelompok-kelompok radikal organik (ditunjukkan oleh R). Dalam nomenklatur . Substitutive dilambangkan dengan nama azanium bukanamonium.
Kation amonium ditemukan dalam berbagai garam amonium seperti karbonat, amoniumklorida, dan amonium nitrat. Garam amonium yang paling sederhana yang sangat larut dalam air. Pengecualian adalah amonium hexachloroplatinate, pembentukan yang pernah digunakan sebagai tes untuk amonium. Garam amonium nitrat dan dari terutama perklorat yang sangat eksplosif, dalam kasus-kasus amonium adalah agen mengurangi. Dalam proses yang tidak biasa, bentuk ion amonium suatu amalgam. Spesies tersebutdibuat dengan elektrolisis larutan amonium menggunakan katoda merkuri. [1] amalgamini akhirnya terurai menjadi amonia dan hidrogen rilis. [2]
Pasangan elektron elektron bebas pada atom nitrogen (N) dalam ammonia, direpresentasikan sebagai sepasang titik, membentuk ikatan dengan proton Setelah itu, semua obligasi yang setara, sedang ikatan kovalen polar. Ion ini se elektronik dengan metana dan borohidrida. Dalam hal ukuran, kation ammonium (rionic= 175 pm) menyerupai kation caesium (rionic = 183 pm).
Kolorimetri adalah metode analisis yang menggunakan dalam kimia
untuk menentukan konsentrasi suatu larutan. Satu keuntungan yang semakin kuat
solusi warna, semakin tinggi konsentrasi. Satu dapat membawa solusi
kolorimetriforsøk terlalu banyak tanpa warna juga, dengan terlebih dahulu
menambahkan reagen bahwa noda solusi.
Kolorimetri menggunakan hukum Lambert-Beers yang disederhanakan
mengatakan bahwa penyerapan solusi sebanding dengan konsentrasi senyawa kimia
yang memberi warna.
Colorimeter adalah alat yang
digunakan untuk menentukan intensitas warna dari solusi, dan dengan demikian
konsentrasi. Hal ini membuat instrumen dengan mengirimkan cahaya dalam rentang
panjang gelombang yang terbatas dan sekaligus mengukur jumlah cahaya yang
diserap oleh larutan. Contoh kolorimetre yang berbeda dapat menyaring
photometers dan spektrofotometer.
kolorimetri
dengan menggunakan larutan standar
Kolorimetrianalyser
juga dapat dilakukan tanpa kolorimetre. Bila menggunakan keluar solusi standar,
yang merupakan solusi dari konsentrasi dikenal. Dengan membandingkan intensitas
warna dengan intensitas larutan standar dapat menentukan seberapa kuat
solusinya.
J. Nessler pada tahun 1856 pertama kali mengusulkan larutan
basa dan merkuri iodida dalam kalium iodida untuk digunakan sebagai pereaksi
pada penetapan amoniak secara kolorimetri.
Pereaksi Nessler ini telah lama dicobakan pada ion –
ion tertentu, tetapi ketika pereaksi Nessler ditambahkan pada larutan garam amonium
yang encer, ammonia bebas bereaksi dengan pereaksi relatif lebih cepat dan
membentuk warna orange sampai coklat
.
Prinsip Dasar :
Ammonium atau ion yang
akan membentuk warna kuning sampai kuning kecoklatan dengan pereaksi nessler.
Alat dan Bahan :
Alat :
·
Sda
Bahan :
·
Larutan garam
siegnette (50g K-Na tatrat 100 mL aq-dm, tambahakan 10 larutan nessler)
·
Larutan nessler
(10g Hg digerus bersama-sama dengan 5g KI
tambahkan 100 mL NaOH 20%. Biarkan endapan terbentuk. Dekantasi cairannya yang
jernih dan masukan dalam botol coklat)
·
Larutanammonium
standar 100 ppm dari garam ammonium sulfat
Prosedur
|
pengamatan
|
Diambil 50 mL contoh (asli
/ yang telah diencerkan) masukan dalam tabung nessler.
Ditambahkan 4 teteslarutan
siegnette dan 1 mL larutan nessler
Dikocok dan biarkan 10
menit
Dibuat deret larutan
standar dengan cara memipet 1,2,3,4 dan 5 mL standar ammonium 100 ppm dan
encerkan hingga 100 mL, lalu masukan ked lam tabung nessler dan perlakukan
sama
Dibandingkan warna yang
terbentuk dengan warna larutan ammonium standar
Dihitung kadar ammonium
dalam sampel dikalikan dengan pengenceran jika ada.
|
Sampel (air keran
lab.instrumen) = cair, tidak berwarna, tidak berbau
Siegnette = cair, tidak
berwarna, tidak berbau
Lar.nessler = cair, agak
kuning, tidak berbau
Sampel + siegnette +
lar.nessler cair, tidak berwarna
Lar.amonium 100 ppm =
cair, tidak berwarna
Lar.amonium 0 ppm = cair,
tidak berwarna
Lar.amonium 1 ppm = cair,
agak kuning coklat
Lar.amonium 2 ppm = cair,
agak kuning coklat
Lar.amonium 3 ppm = cair,
cair agak kuning coklat keruh
Lar.amonium 4 ppm = cair,
kuning coklat keruh
Lar.amonium 5 ppm = cair,
kuning coklat keruh
0 ppm
|
Persamaan reaksi :
A. Penentuan kadar ammonium
Pembahasan :
A. Penentuan kadar ammonium
Tujuan dari
ditambahkannya larutan siegnette dan larutan nessler ialah untuk membantu
memudahkan penetapan kadar.
Warna
dari sample tidak ada yang sama dengan ke enam larutan deret standar,maka dari
itu dibuat larutan deret standar dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, dan 5.
Kesimpulan :
Setelah dilakukannya
praktikum penetapan kadar ammonium dalam sampel,saya dapat menyimpulkan,bahwa
kadar ammonium dalam sampel tersebut ialah berkisar ± 0,30 ppm
Daftar pustaka :
Tanggal
Percobaan : 8 oktober
2015
Judul
Praktikum : Analisis
Secara Kolorimetri
Sub
Judul :
Penetapan Tembaga
Dalam Garamnya
Tujuan
Praktikum :
1.
Dapat menentukan
kadar Cu secara kolorimetri dengan alat nessler dengan ammonia sebagai pewarna
Dasar
Teori :
Kolorimetri adalah metode
analisis yang menggunakan dalam kimia untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan. Satu keuntungan yang semakin kuat solusi warna, semakin tinggi
konsentrasi. Satu dapat membawa solusi kolorimetriforsøk terlalu banyak tanpa
warna juga, dengan terlebih dahulu menambahkan reagen bahwa noda solusi.
Tembaga atau copper (Cu)
umumya berbentuk Kristal dan memiliki warna kemerahan. Keberadaan unsure
tembaga dialam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih
banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam
bentuk mineral. Tembaga (Cu) diperairan alam terdapat dalam bentuk partikel,
koloid dan terlarut. Fase terlarut merupakan Cu2+ bebas dan ikatan kompleks,
baik dengan ligan organic, terutama (CuOH+, Cu2(OH)2+ ) maupun organik.
Kolorimetri merupakan suatu
metode analisis kimia yang berdasarkan pada tercapainya kesamaan besaran warna
antara larutan sample dengan larutan standar menggunakan sumber cahaya
polikromatis dan detektor mata. Metode ini didasarkan pada penerapan cahaya
tampak dan energy radiasi lainnya oleh suatu larutan.
Metode ini dapat diterapkan
untuk penentuan komponen zat warna ataupun komponen yang belum berwarna, nanum
dengan menggunakan reagen pewarna yang sesuai dapat menghasilkan senyawa
berwarna yang merupakan fungsi dari kandungan komponennya. Jika telah tercapai
kesamaan warna berarti jumlah molekul zat penyerap yang dilewati sinar pada
kedua sisi tersebut telah sama dan ini dijadikan dasar perhitungan.
Jumlah radiasi yang diserap
berbanding lurus dengan konsentrasi zat penyerap dalm larutan. Absorbsi sinar
UV atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi electron
bonding, akibatnya panjang gelombang yang sedang diselidiki. Oleh karena itu
spektroskopi serapan molekul berharga untuk mengidentifikasi gugus-gugus
fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah
penggunaan spektroskopi serapan UV dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif
senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus pengabsorbsi .
Kolorimetri adalah metode
analisis yang menggunakan dalam kimia untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan. Satu keuntungan yang semakin kuat solusi warna, semakin tinggi
konsentrasi. Satu dapat membawa solusi kolorimetri terlalu banyak tanpa warna
juga, dengan terlebih dahulu menambahkan reagen bahwa noda solusi.
Tembaga atau copper (Cu)
umumya berbentuk Kristal dan memiliki warna kemerahan. Keberadaan unsure
tembaga dialam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih
banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam
bentuk mineral. Tembaga (Cu) diperairan alam terdapat dalam bentuk partikel,
koloid dan terlarut. Fase terlarut merupakan bebas dan ikatan kompleks, baik dengan ligan
organic, terutama ( ) maupun organik.
Kolorimetri merupakan suatu
metode analisis kimia yang berdasarkan pada tercapainya kesamaan besaran warna
antara larutan sample dengan larutan standar menggunakan sumber cahaya
polikromatis dan detektor mata. Metode ini didasarkan pada penerapan cahaya
tampak dan energy radiasi lainnya oleh suatu larutan.
Metode ini dapat diterapkan
untuk penentuan komponen zat warna ataupun komponen yang belum berwarna, nanum
dengan menggunakan reagen pewarna yang sesuai dapat menghasilkan senyawa
berwarna yang merupakan fungsi dari kandungan komponennya. Jika telah tercapai
kesamaan warna berarti jumlah molekul zat penyerap yang dilewati sinar pada
kedua sisi tersebut telah sama dan ini dijadikan dasar perhitungan.
Jumlah radiasi yang diserap
berbanding lurus dengan konsentrasi zat penyerap dalm larutan. Absorbsi sinar
UV atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi electron
bonding, akibatnya panjang gelombang yang sedang diselidiki. Oleh karena itu
spektroskopi serapan molekul berharga untuk mengidentifikasi gugus-gugus
fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah
penggunaan spektroskopi serapan UV dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif
senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus pengabsorbsi .
Prinsip
dasar :
Ammonia ( bereaksi dengan membentuk sederetan kompleks yang berwarna biru dengan bilangan koordinasi
yang berbeda-beda dalam penentuannya kolorimetri biasanya membentuk kompleks
Alat
dan Bahan :
Alat :
·
Tabung nessler
50 mL
·
Pipet tetes
·
Neraca analitik
·
Spatula
·
Labu takar
·
Botol timbang
·
Batang pengaduk
·
Pipet tetes
·
Botol semprot
·
Gelas kimia
·
Corong kaca
·
Filler
·
Oven
·
Rak tabung
·
Buret
·
statif
bahan :
·
·
Prosedur
|
pengamatan
|
A. Membuat larutan baku 100 ppm
Ditimbang 0,6820g (padatan Kristal warna biru tidak berbau), pada neraca analitik dengan
menggunakan botol timbang yang besih dan kering
Dilarutkan 0,6820g yang ada dalam botol timbang
dengan aquadest, aduk dengan batang pengaduk sampai semua larut masukan ke
dalam labu ukur 250 mL dengan menggunakan corong yang diganjali kertas,
alirkan larutan melalui batang pengaduk.
Dibilas botol timbang 3x.
tambahkan 1 mL 4N (larutan tidak berbau dan tidak berwarna) yang berada dalam buret.
Impitkan sampai tanda batas dengan aquadest lalu homogenkan.
Maka akan dihasilkan
larutan yang berwarna biru muda 100 ppm
membuat larutan deret standar.
B. Membuat larutan deret standar
Dipipet masing masing 0,0
; 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 ; 2,5 mL larutan baku 1000 ppm kedalam tabung nessler 50
mL yang bersih dan kering dengan menggunakan pipet ukur.
Ditambahkan beberapa tetes
ammonia kedalam masing masing larutan baku tadi dengan menggunakan pipet
tetes.
Ditambahkan 5 mL larutan 2N (larutan tidak berwarna dan
tidak berbau) kedalam masing masing larutan dengan menggunakan buret.
Diimpitkan sampai tanda
batas tabung nessler 50 mL dengan meggunakan aquadest, didapatkan larutan
deret standar dengan rumus pengenceran.
C. Membuat larutan sampel (padatan tidak berbau dan tidak
berwarna)
Ditimbang dengan teliti
0,5000g
Larutkan dengan aquadest lalu diaduk
Dimasukan kedalam labu
takar 50 mL dengan menggunakan corong melalui batang pengaduk. Diimpitkan
sampai tanda batas lalu homogenkan.
Dipipet 0,5 mL sampel
tersebut kedalam tabung nessler yang bersih dan kering
Ditambahkan 1 tetes
larutan ammonia
Dan ditambahkan 5 mL 2N, impitkan sampai tanda batas
dengan aquadest
Bandingkan warna sampel dengan larutan standar
|
W.botol
timbang = 2,8970
W.sampel = 0,4778
= padatan Kristal, tidak berbau
warna hijau
Aquadest
= cair, tidak berbau, tidak berwarna
Aquadet
+ cair, berwarna biru, tidak
berbau
Sampel
(air keran lab.instrumen) = cair, tidak berwarna tidak berbau
Ammonia
= cair, tidak berwarna, bau khas
+ ammonia cair, biru tua
2 N = cair, tidak berwana, bau
khas menyengat
+ aquadest + ammonia + cair, biru
aquadest + ammonia +
50
ppm
|
Persmaan
reaksi dan perhitungan :
Dik : 50 ppm
Pengenceran =
% berat = ppm
terbaca x fp
=
50 x 100
=
5000 ppm
= 5000
= 250 mg
% air dalam sampel =
x 100%
= 52,21 %
Pembahasan :
Kolorimetri adalah
suatu metoda analisis kimia yang didasarkan pada tercapainya kesamaan warna
antara larutan sampel dan larutan standar, dengan menggunakan sumber cahaya
polikromatis dengan detektor mata.
Tembaga atau copper
(Cu) umumya berbentuk Kristal dan memiliki warna kemerahan. Keberadaan unsure
tembaga dialam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih
banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam
bentuk mineral.
Kolorimetri merupakan
suatu metode analisis kimia yang berdasarkan pada tercapainya kesamaan besaran
warna antara larutan sample dengan larutan standar menggunakan sumber cahaya
polikromatis dan detektor mata. Metode ini didasarkan pada penerapan cahaya
tampak dan energy radiasi lainnya oleh suatu larutan.
Kesimpulan :
Kadar tembaga yang diperoleh dalam percobaan ini yaitu 50 ppm
dengan cara membandingkan dengan larutan deret standar lalu dikali dengan
pengenceran . lalu didapat juga %berat sebesar 52,21%
Daftar pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar